panthic.net, RAMALLAH – Pemerintah Israel ternyata menjalankan tipu-muslihat atas pelonggaran pembatasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat selama Ramadhan 1443 H.
“Pemerintah Israel menyangkal hak-hak warga Palestina dan menggantinya dengan ‘layanan dengan imbalan tinggi
keamanan,’” kata Adnan Al-Damiri, pensiunan Mayor Jenderal.
Dia merupakan mantan juru bicara layanan keamanan Otoritas Palestina dan anggota Dewan Revolusi Fatah, lapor Arab
News, Kamis (7/4/2022).
Selama bulan suci, beberapa warga Palestina diberikan izin untuk mengunjungi Jerusalem dan shalat di Masjid Al-
Aqsha pada har Jumat.
Keputusan tersebut diumumkan oleh Perdana Menteri Naftali Bennett pada Selasa (5/4/2022) melalui pejabat tinggi militer Israel.
Wanita dari segala usia, anak-anak hingga usia 12 tahun dan pria berusia 50 tahun ke atas akan bebas memasuki masjid hari Jumat selama bulan Ramadhan.
Namun, pria berusia 40 sampai 49 tahun memerlukan izin yang sah dari pejabat Israel.
Relaksasi pembatasan terkait dengan situasi keamanan akan dinilai kembali minggu depan, kata sumber-sumber Israel.
“Masalah Palestina bukanlah layanan melainkan masalah politik yang didasarkan pada hak untuk menentukan nasib sendiri, yang tidak ingin diakui oleh Israel, melainkan membatasinya pada masalah layanan,” kata Al-Damiri.
Baca juga: Kemarahan Warga Meningkat, Pasukan Israel Bunuh Tujuh Warga Palestina Dalam Tiga Hari Berturut-Turut
Dia menambahkan Bennett merupakan pemerintahan terburuk yang pernah dilihat orang Palestina sepanjang sejarah konflik Palestina-Israel.
#Israel #Jalankan #TipuMuslihat #Pelonggaran #Pembatasan #Selama #Ramadhan #Masjid #AlAqsa #Hanya #Slogan
Sumber : aceh.tribunnews.com