OLEH T.A.SAKTI, peminat manuskrip dan sastra Aceh, melaporkan dari Banda Aceh
Tradisi atau reusam suatu masyarakat tidak selamanya berlangsung secara menoton.
Ia selalu menyesuaikan diri selaras dengan perkembangan zaman.
Cepat atau lambatnya perubahan itu tergantung karakter dan lokasi tinggal masyarakat yang bersangkutan.
Bagi masyarakat pedalaman, pergeseran budayanya bergerak lebih lambat.
Sementara bagi warga yang tinggal di pesisir perkembangannya lebih cergas dan praktis.
Itu yang terjadi pada masa lalu.
Namun sekarang, akibat perkembangan sarana transportasi yang meningkat dengan cepat dan teknologi informasi yang canggih, tampaknya telah membuat perubahan tradisi sudah sama antara wilayah pedalaman dan pesisir pantai.
Pada kesepatan ini, saya bermaksud menggambarkan dan meneropong beberapa tradisi bulan puasa yang berlangsung di Aceh selama 60-an tahun.
Ternyata reusam atau tradisi di bulan Ramadhan sudah amat jauh berbeda antara dulu dan sekarang.
#Ketika #Tambo #dan #Jingki #Tak #Lagi #Berfungsi #Aceh
Sumber : aceh.tribunnews.com