Berita  

‘Teuku’ Bukan Gelar Kehormatan untuk Diperjualbelikan dalam Politik

‘Teuku’ Bukan Gelar Kehormatan untuk Diperjualbelikan dalam Politik

Oleh: T. Murdani *)

Dalam dua tahun terakhir sejumlah tokoh politik nasional seolah-olah memiliki kepentingan khusus di Aceh sehingga silih berganti mengunjungi tanoeh Iskandar Muda.

Mereka melaksanakan berbagai agenda yang seolah-olah sangat peduli terhadap kondisi Aceh.

Beberapa kalangan masyarakat Aceh pun sangat antusias menyambut kehadiran para tokoh politik tersebut dengan mengakomodir berbagai kegiatan dan upacara adat.

Kunjungan seperti ini bukanlah hal yang baru bagi Aceh, ramai sekali tokoh-tokoh nasional telah mengunjungi Aceh pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan ketika Aceh masih dilanda oleh konflik.

Tidak sedikit tokoh-tokoh nasional datang dengan berbagai harapan, pujian dan berbagai ‘haba mameih’.

Namun Aceh tetaplah Aceh, daerah termiskin se-Sumatera, daerah paling konsutif se Indonesia yang sampai hari ini telur ayam tetap saja masih di pasok dari Sumatera Utara.

Baca juga: Gubernur Nova Doakan Ganjar Jadi Presiden RI, Sebut Miliki Banyak Kesamaan dengan Gubernur Jateng

Beberapa persoalan Aceh yang masih dianggap bermasaalah paska penandatanganan MoU Helsinki pun tetap menjadi persoalan dan sepertinya masih jauh dari penyelesaian.

Lantas apa manfaat menyambut para tokoh politik nasional datang ke Aceh dengan berbagai agenda daerah dan adat istiadat.

Disisi lain sepertinya, beberapa elemen masyarakat Acehpun seperti bak pepatah orang tua dahulu, ‘Group Cangguk, Group Guda’ atau ‘Latah hana meupue’.



#Teuku #Bukan #Gelar #Kehormatan #untuk #Diperjualbelikan #dalam #Politik

Sumber : aceh.tribunnews.com