Oleh Hayail Umroh SPsi MSi, Dosen Psikologi Keluarga, Duta Kesehatan Mental Dandiah Aceh dan Konselor RKKI YMPAI
PERNIKAHAN merupakan peristiwa sakral, peristiwa yang kalau bisa hanya dilakukan sekali seumur hidup, yang di dalamnya ada janji suci dan ikatan yang kuat, penuh tanggung jawab, rasa sayang, pengorbanan, keridhaan, ketersalingan dan pergaulan yang baik antara pasangan suami istri, intinya pernikahan bukanlah mainan dan tidak boleh dipermainkan.
Beberapa minggu terakhir banyak berita tentang pernikahan yang cukup menyedihkan sekaligus miris tuk dibaca, yaitu banyak mempelai pengantin pria yang kabur dari acara pernikahannya sendiri dan dengan tega membiarkan calon istrinya berdiri sendirian di pelaminan sambil berurai air mata.
Kalau dulu, seringnya kita mendengar calon mempelai wanita yang lari dari pernikahannya, entah karena dijodohkan, tidak cinta atau pun sebab masih ingin sekolah dan lainnya.
Tapi saat ini tidak sedikit berita yang menceritakan tentang kaburnya calon pengantin pria dari pernikahannya, meninggalkan duka dan sakinah sebelum bermula.
Ikatan suci Setiap orang mengharapkan pernikahan terjadi sekali seumur hidup dengan orang yang dicintai dan mencintai.
Ada banyak cara orang dalam menjemput jodoh atau pasangan hidup yang dapat membuatnya bahagia dan hidup harmonis dalam rumah tangga, ada yang saling mengenal dengan saling berjumpa dan berkegiatan bersama demi untuk saling mengenal satu sama lain dalam waktu yang lama, yang dikenal dengan istilah pacaran yang tidak dikenal dalam Islam, atau ada yang saling mengenal dalam waktu yang singkat dan melalui perantara seperti taaruf, atau berawal dari chattingan jarak jauh kemudian berjanji untuk bertemu kemudian melangsungkan pernikahan, atau juga melalui biro jodoh yang satu sama lain saling mengirim berkas tentang data diri, jika cocok dan terpenuhi semua kriteria yang diharapkan satu sama lain kemudian membuat janji bertemu dan menikah, dengan harapan semua cara atau pendekatan ini dapat menghantarkan mereka kepada pernikahan yang sakinah mawaddah dan penuh rahmah.
Namun ternyata ada saja cerita yang mengabarkan bahwa tidak selamanya usaha menuju pernikahan berjalan mulus dan bahagia, ada pernikahan yang putus di awal bahkan belum sempat merasakan mengarungi luasnya bahtera rumah tangga yang terkadang disebabkan oleh hal remeh dan sepele.
Baca juga: BKKBN Aceh-Kemenag Berkoordinasi Turunkan Stunting Lewat Catin
Baca juga: Angka Kelahiran Stunting Ditekan Tak Boleh Lebih 680 Jiwa Setahun, Catin Wajib Periksa Kesehatan
Namun di balik itu tentu ada kurangnya kedewasaan bersikap dan kesiapan dalam merencanakan pernikahan.
Menikah memerlukan perencanaan yang matang, ibarat orang yang hendak memanjat gunung, dia harus tahu bagaimana medan yang akan dilaluinya, kondisi cuaca yang akan dialaminya, mempersiapkan segala macam kebutuhan yang akan dibawa seperti bekal makanan, obat-obatan, tenda, tali dan lainnya, semua dipelajari dan dipersiapkan jauh hari sebelum kegiatan tersebut dilakukan.
#Persiapan #Sebelum #Menikah #Serambinewscom
Sumber : aceh.tribunnews.com